Petugas Bea Cukai memeriksa tumpukan rokok ilegal

Operasi Senyap di Pesisir: Bea Cukai Buton Utara Gagalkan Penyelundupan 5 Juta Batang Rokok Ilegal

Dipublikasikan pada: 10 Juni 2025 | Kategori: Penindakan

Buton Utara – Dalam sebuah operasi penindakan yang berlangsung senyap dan terencana, tim Penindakan dan Penyidikan (P2) Kantor Bea Cukai Buton Utara berhasil menggagalkan upaya penyelundupan rokok ilegal dalam skala besar. Tidak kurang dari 5 juta batang rokok tanpa pita cukai (polos) berhasil diamankan dari sebuah kapal kayu tanpa nama yang mencoba bersandar di salah satu pelabuhan tikus di pesisir utara kabupaten pada Selasa dini hari (10/06). Penindakan ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terbesar dalam sejarah kantor dan berhasil menyelamatkan potensi kerugian negara hingga miliaran rupiah.

Kepala Kantor Bea Cukai Buton Utara, Bapak Haryo Sutejo, dalam konferensi pers yang diadakan di halaman kantor, menjelaskan bahwa keberhasilan operasi ini adalah buah dari kerja intelijen yang cermat selama lebih dari tiga bulan. "Ini bukan hasil kerja semalam. Tim kami di lapangan, bekerja sama dengan masyarakat pesisir yang proaktif memberikan informasi, telah memantau pergerakan jaringan ini secara intensif. Kami memetakan rute, waktu, dan modus operandi mereka. Ketika kami mendapatkan informasi valid bahwa kapal target akan masuk ke wilayah kita, kami segera membentuk tim gabungan untuk melakukan penyergapan," ujar Haryo dengan tegas.

Operasi penyergapan dimulai sekitar pukul 02:00 WITA. Dengan memanfaatkan kegelapan malam, dua unit kapal patroli Bea Cukai mendekati kapal target dari dua arah yang berbeda. Para pelaku yang tampaknya tidak menyadari kehadiran petugas sempat mencoba melarikan diri dengan mematikan lampu kapal dan bermanuver ke arah perairan dangkal. Namun, kesigapan tim patroli berhasil memotong jalur pelarian mereka. Setelah kejar-kejaran singkat selama kurang lebih 15 menit, kapal kayu tersebut akhirnya berhasil dihentikan dan dikuasai oleh petugas.

Dari hasil pemeriksaan awal, petugas menemukan ratusan karton besar yang setelah dibuka berisi jutaan batang rokok jenis Sigaret Kretek Mesin (SKM) dari berbagai merek yang tidak dilekati pita cukai. "Estimasi nilai barang dari 5 juta batang rokok ini mencapai lebih dari Rp 5,5 miliar, dengan potensi kerugian negara dari sisi cukai, PPN Hasil Tembakau, dan Pajak Rokok yang berhasil kita selamatkan sekitar Rp 3,8 miliar. Ini adalah uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk pembangunan, bukan masuk ke kantong para pelaku kejahatan," tambah Kasi Penindakan dan Penyidikan, Budi Santoso, yang memimpin langsung operasi di lapangan.

Selain mengamankan barang bukti, petugas juga menahan lima orang awak kapal, termasuk nakhoda, untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Dari penyelidikan awal, jaringan ini diduga kuat merupakan pemain lama yang memasok rokok ilegal ke berbagai wilayah di Sulawesi Tenggara dan sekitarnya, dengan memanfaatkan panjangnya garis pantai Buton Utara yang penuh dengan jalur-jalur tidak resmi. "Kami akan terus kembangkan kasus ini untuk membongkar jaringannya hingga ke akar-akarnya, termasuk siapa pemodal dan distributor utamanya. Kami tidak akan memberikan ruang sedikit pun bagi peredaran barang ilegal di wilayah pengawasan kami," tegas Haryo.

Penindakan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan asosiasi pengusaha rokok yang legal. Keberhasilan ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa negara hadir dan tidak main-main dalam memberantas praktik ilegal yang merusak iklim usaha yang sehat dan merugikan penerimaan negara. Bapak Haryo juga kembali menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam program 'Gempur Rokok Ilegal'. "Kami tidak bisa bekerja sendiri. Informasi dari masyarakat adalah kunci. Setiap bungkus rokok ilegal yang dibeli, secara tidak langsung ikut mendanai kegiatan kriminal dan merampas hak negara. Mari bersama-sama kita perangi peredaran rokok ilegal," tutupnya.

Seorang pengusaha UMKM tersenyum sambil menunjukkan produknya yang siap ekspor

Dari Pesisir Buton Utara ke Pasar Dunia: Kisah Sukses UMKM Binaan Bea Cukai Tembus Ekspor Perdana ke Jepang

Dipublikasikan pada: 05 Juni 2025 | Kategori: Pelayanan & Asistensi Industri

Buton Utara – Senyum haru dan bangga terpancar dari wajah Ibu Salma, pemilik UMKM "Gurita Emas", saat menyaksikan kontainer berisi produk olahan gurita miliknya secara resmi dilepas untuk diekspor ke Osaka, Jepang. Momen bersejarah yang berlangsung di halaman KPPBC Buton Utara pada Rabu (05/06) ini bukan hanya menjadi pencapaian pribadi bagi Ibu Salma, tetapi juga menjadi bukti nyata keberhasilan program asistensi ekspor yang digalakkan oleh Bea Cukai Buton Utara.

Ekspor perdana seberat 1 ton gurita beku berkualitas tinggi ini adalah puncak dari perjalanan panjang selama hampir satu tahun. Berawal dari sebuah usaha rumahan dengan skala produksi yang terbatas, UMKM "Gurita Emas" terpilih menjadi salah satu peserta program "UMKM Go Global" yang diinisiasi oleh Bea Cukai Buton Utara. Program ini dirancang untuk mencari, membina, dan memfasilitasi para pelaku usaha lokal yang memiliki produk berpotensi ekspor.

Kepala Kantor Bea Cukai Buton Utara, Bapak Haryo Sutejo, dalam sambutannya mengenang awal mula pertemuan dengan Ibu Salma. "Setahun yang lalu, kami mengunjungi sentra pengolahan hasil laut dan melihat potensi luar biasa dari produk gurita Ibu Salma. Kualitasnya bagus, tetapi kemasannya masih sederhana dan beliau sama sekali belum memahami prosedur ekspor. Saat itu kami melihat ada sebuah 'permata' yang perlu dipoles. Dari situlah kami berkomitmen untuk memberikan pendampingan penuh," kenang Haryo.

Proses pendampingan yang dilakukan oleh tim Klinik Ekspor Bea Cukai Buton Utara bersifat holistik. Dimulai dari aspek produksi, tim memberikan masukan mengenai standar kebersihan dan pengolahan (Good Manufacturing Practices) yang sesuai dengan persyaratan negara tujuan. Selanjutnya, asistensi berlanjut ke aspek branding dan pengemasan. Bea Cukai bekerja sama dengan desainer lokal untuk menciptakan logo dan kemasan vakum yang modern, informatif, dan menarik bagi pasar Jepang.

Tahap yang paling krusial adalah pengurusan perizinan dan pemahaman prosedur kepabeanan. "Ini bagian yang paling membuat saya pusing awalnya," aku Ibu Salma sambil tertawa. "Istilah seperti HS Code, PEB, NPE, L/C, itu semua terdengar asing. Tapi petugas dari Bea Cukai dengan sabar sekali membimbing kami, langkah demi langkah. Mereka tidak hanya menyuruh, tapi benar-benar 'mengambil tangan' kami, bahkan membantu kami berkomunikasi dengan calon pembeli dari Jepang yang kami temukan melalui pameran virtual yang juga difasilitasi oleh Bea Cukai," tuturnya.

Melalui program ini, UMKM "Gurita Emas" juga difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat kelayakan pengolahan (SKP) dan sertifikat kesehatan (Health Certificate) dari instansi terkait, yang merupakan syarat mutlak untuk ekspor produk perikanan. Tim Bea Cukai secara proaktif mengoordinasikan pertemuan antara Ibu Salma dengan Dinas Perikanan dan Karantina Ikan, memastikan semua persyaratan terpenuhi.

Pelepasan ekspor perdana ini menjadi simbol harapan bagi puluhan UMKM lain di Buton Utara. Keberhasilan Ibu Salma membuktikan bahwa produk lokal berkualitas, jika didukung dengan pengetahuan dan fasilitas yang tepat, mampu bersaing di panggung dunia. "Ini baru permulaan," tegas Bapak Haryo. "Tugas kami sebagai trade facilitator dan industrial assistance adalah menciptakan lebih banyak lagi 'Ibu Salma' yang lain. Potensi Buton Utara sangat besar, mulai dari hasil laut, perkebunan, hingga kerajinan tangan. Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi setiap pelaku usaha yang serius dan berkomitmen untuk naik kelas. Klinik Ekspor kami siap melayani setiap hari, gratis, tanpa dipungut biaya sepeser pun," pungkasnya. Kisah "Gurita Emas" adalah cerminan dari peran modern Bea Cukai, yang tidak lagi hanya sebagai penjaga gerbang, tetapi juga sebagai pendorong utama kemajuan ekonomi daerah.

Pejabat Bea Cukai, TNI, dan Polri berdiri bersama di depan spanduk sinergi

Perkuat Pengawasan Maritim, Bea Cukai Buton Utara Gelar Patroli Laut Terkoordinasi Bersama TNI AL dan Polairud

Dipublikasikan pada: 28 Mei 2025 | Kategori: Sinergi

Buton Utara – Dalam rangka memperkuat pengawasan di wilayah perairan yang menjadi tanggung jawabnya, Kantor Bea Cukai Buton Utara menginisiasi pelaksanaan Patroli Laut Terkoordinasi Jaring Sriwijaya (Patkor Jaring Sriwijaya) 2025. Kegiatan yang berlangsung selama dua minggu ini tidak dilakukan sendiri, melainkan melibatkan sinergi yang solid dengan dua pilar utama keamanan maritim lainnya, yaitu Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dari Lanal Kendari dan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Sultra. Apel pembukaan patroli gabungan ini dilaksanakan di Dermaga Pelabuhan Labuan, dipimpin langsung oleh tiga pimpinan instansi.

Kepala Kantor Bea Cukai Buton Utara, Haryo Sutejo, menyatakan bahwa sinergi antar aparat penegak hukum di laut adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar. "Wilayah perairan Buton Utara sangat luas dan memiliki banyak sekali jalur tikus yang rawan disalahgunakan oleh para pelaku kejahatan. Ancaman yang kita hadapi bersama pun kompleks, mulai dari penyelundupan barang-barang seperti rokok ilegal, minuman keras, hingga ancaman yang lebih serius seperti narkotika dan barang-barang yang membahayakan keamanan negara. Mustahil bagi Bea Cukai untuk bisa meng-cover semuanya sendirian. Oleh karena itu, patroli terkoordinasi seperti ini menjadi sangat vital," jelas Haryo.

Patkor Jaring Sriwijaya 2025 memfokuskan operasinya pada beberapa area yang telah diidentifikasi sebagai titik rawan berdasarkan analisis intelijen bersama. Operasi ini melibatkan pertukaran informasi secara real-time antarinstansi. Setiap institusi menyumbangkan aset patroli terbaiknya, mulai dari kapal patroli kelas FPB (Fast Patrol Boat) milik Bea Cukai yang dikenal lincah, kapal patroli TNI AL yang memiliki daya jelajah luas, hingga perahu karet bermesin tinggi milik Polairud yang efektif untuk melakukan pengejaran di perairan dangkal dan sempit.

Komandan Lanal Kendari, Kolonel Laut (P) Arman Wicaksono, menyambut baik inisiatif ini. "Tugas menjaga kedaulatan dan keamanan laut adalah tanggung jawab kita bersama. TNI AL memiliki tugas pokok di bidang pertahanan, sementara Bea Cukai dan Polairud memiliki kewenangan penegakan hukum spesifik. Ketika kita menggabungkan kekuatan, kita menciptakan efek gentar (deterrent effect) yang luar biasa bagi para pelaku kejahatan. Mereka akan berpikir seribu kali untuk mencoba masuk ke wilayah yang dijaga secara berlapis seperti ini," kata Kolonel Arman.

Selama periode patroli, tim gabungan akan melakukan pemeriksaan acak terhadap kapal-kapal yang melintas, baik kapal niaga, kapal ikan, maupun kapal penumpang. Pemeriksaan tidak hanya terbatas pada muatan barang, tetapi juga mencakup kelengkapan dokumen pelayaran dan identitas awak kapal. Direktur Polairud Polda Sultra, Kombes Pol. I Wayan Sukawinaya, menambahkan bahwa sinergi ini juga sangat efektif untuk mencegah tindak pidana lainnya di laut. "Selain penyelundupan, kita juga mengantisipasi adanya praktik illegal fishing, perdagangan manusia, atau bahkan potensi masuknya kelompok teroris melalui jalur laut. Dengan patroli bersama, kita bisa saling mengisi dan menutupi keterbatasan kewenangan masing-masing instansi, sehingga penegakan hukum menjadi lebih komprehensif," ujarnya.

Bagi para petugas di lapangan, patroli gabungan ini juga menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Petugas Bea Cukai bisa belajar teknik navigasi dan taktik pengejaran dari TNI AL, sementara personel TNI AL dan Polairud mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai modus-modus penyelundupan barang dan identifikasi pita cukai palsu dari Bea Cukai. Diharapkan, patroli terkoordinasi ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi dapat terus berlanjut secara rutin untuk menciptakan rasa aman bagi masyarakat maritim dan menutup semua celah bagi para pelaku kejahatan yang ingin merongrong kedaulatan dan perekonomian negara.

Pemusnahan rokok dan miras ilegal dengan alat berat

Wujud Transparansi, Bea Cukai Buton Utara Musnahkan Barang Ilegal Senilai Miliaran Rupiah

Dipublikasikan pada: 20 Mei 2025 | Kategori: Akuntabilitas

Buton Utara – Asap hitam membubung tinggi diiringi deru alat berat yang melindas ribuan botol minuman keras dan jutaan batang rokok. Pemandangan ini bukanlah adegan dalam film laga, melainkan kegiatan nyata pemusnahan Barang Milik Negara (BMN) hasil penindakan yang digelar oleh Kantor Bea Cukai Buton Utara di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kulisusu pada Selasa (20/05). Kegiatan ini merupakan wujud akuntabilitas dan transparansi kepada publik atas hasil kerja pengawasan selama periode satu tahun terakhir.

Total nilai barang yang dimusnahkan diperkirakan mencapai Rp 2,1 miliar dengan potensi kerugian negara yang berhasil dicegah sebesar Rp 1,5 miliar. Barang-barang tersebut terdiri dari 3,2 juta batang rokok ilegal dari berbagai merek yang tidak dilekati pita cukai atau dilekati pita cukai palsu, serta lebih dari 5.000 botol Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) impor ilegal tanpa izin edar. Semua barang ini merupakan hasil dari puluhan operasi penindakan, baik operasi pasar mandiri maupun operasi gabungan bersama TNI-Polri dan Satpol PP.

Acara pemusnahan dihadiri oleh berbagai unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Buton Utara, perwakilan dari Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri, tokoh masyarakat, serta rekan-rekan media. Kehadiran para pemangku kepentingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pemusnahan dilakukan sesuai prosedur dan tidak ada penyelewengan. "Hari ini kita bersama-sama menjadi saksi bahwa barang-barang yang merugikan negara dan berpotensi membahayakan masyarakat ini benar-benar kita musnahkan hingga tidak memiliki nilai ekonomis lagi," ungkap Kepala Kantor, Haryo Sutejo, dalam sambutannya.

Proses pemusnahan dilakukan dengan beberapa metode untuk memastikan barang benar-benar hancur. Jutaan batang rokok ilegal ditumpuk dan dibakar di dalam lubang besar yang telah disiapkan. Setelah api melahap sebagian besar tumpukan, sisanya disiram air dan ditimbun dengan tanah untuk memastikan tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan. Sementara itu, ribuan botol minuman keras dihancurkan secara simbolis oleh para pejabat yang hadir dengan menggunakan palu, sebelum akhirnya dilindas habis menggunakan alat berat jenis roller compactor.

Bapak Haryo menjelaskan bahwa kegiatan pemusnahan ini memiliki tiga pesan penting. "Pertama, ini adalah pesan kepada para pelaku kejahatan bahwa kami tidak akan pernah berhenti menindak dan setiap hasil kejahatan mereka akan berakhir sia-sia seperti ini. Kedua, ini adalah bentuk pertanggungjawaban kami kepada publik. Kami ingin menunjukkan bahwa barang bukti hasil penindakan dikelola dengan benar sesuai amanat undang-undang. Ketiga, dan yang terpenting, ini adalah pesan edukasi kepada masyarakat luas tentang bahaya barang-barang ilegal. Rokok ilegal tidak terjamin kualitasnya, dan minuman keras ilegal bisa mengandung zat berbahaya seperti metanol yang mematikan," paparnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa keberhasilan penindakan ini tidak lepas dari peran aktif masyarakat yang memberikan informasi. "Setiap informasi sekecil apapun sangat berharga bagi kami. Kami mengajak masyarakat untuk terus menjadi mitra kami. Jika melihat ada toko yang menjual rokok tanpa pita cukai dengan harga sangat murah, jangan ragu untuk melaporkannya kepada kami. Identitas pelapor kami jamin kerahasiaannya," imbaunya. Dengan pemusnahan ini, Bea Cukai Buton Utara kembali menegaskan komitmennya untuk melindungi masyarakat dan mengamankan penerimaan negara, mengubah hasil kerja keras penindakan menjadi pesan kuat tentang supremasi hukum.

Petugas Bea Cukai memberikan materi di depan mahasiswa di sebuah auditorium

Edukasi Generasi Muda, Bea Cukai Buton Utara Gelar Kampanye "Customs Goes to Campus"

Dipublikasikan pada: 15 Mei 2025 | Kategori: Sosialisasi

Buton Utara – Suasana Auditorium Universitas Lakidende (Unilaki) terasa berbeda pada Kamis (15/05). Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas tampak antusias mengikuti acara "Customs Goes to Campus", sebuah program sosialisasi dan edukasi yang diselenggarakan oleh Kantor Bea Cukai Buton Utara. Mengusung tema "Peran Generasi Milenial dalam Melindungi Negeri dan Mendorong Ekonomi Kreatif", acara ini bertujuan untuk mendekatkan institusi Bea Cukai kepada kalangan akademisi dan mengajak generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang peduli terhadap isu-isu kepabeanan dan cukai.

Acara dibuka oleh Rektor Unilaki, Prof. Dr. Andi Makkulau, yang dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif Bea Cukai. "Kami sangat berterima kasih kepada Bea Cukai Buton Utara yang telah memilih kampus kami sebagai lokasi kegiatan yang sangat bermanfaat ini. Pengetahuan tentang kepabeanan dan cukai seringkali dianggap eksklusif dan sulit dipahami. Melalui acara seperti ini, mahasiswa kami bisa mendapatkan pencerahan langsung dari sumbernya, membuka wawasan mereka tentang peran vital Bea Cukai bagi negara, dan mungkin, menginspirasi mereka untuk berkarir di bidang ini," ujar Prof. Andi.

Kepala Kantor Bea Cukai Buton Utara, Haryo Sutejo, yang bertindak sebagai pembicara utama, menyajikan materi dengan gaya yang interaktif dan jauh dari kesan formal. Beliau tidak hanya memaparkan tugas dan fungsi Bea Cukai secara teoritis, tetapi juga menampilkan studi kasus nyata melalui video-video penindakan yang dramatis dan kisah-kisah inspiratif UMKM yang berhasil ekspor. "Adik-adik mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa, intelektual masa depan. Di pundak kalianlah masa depan negeri ini bergantung. Kami ingin kalian paham, bahwa setiap kali kalian memutuskan untuk tidak membeli rokok ilegal atau barang selundupan lainnya, kalian sedang ikut serta menjaga negara," kata Haryo.

Sesi pertama sosialisasi fokus pada fungsi *Community Protector*. Mahasiswa diajak untuk mengenali ciri-ciri rokok ilegal, bahaya narkotika yang diselundupkan melalui barang kiriman, serta dampak negatif dari impor barang bekas ilegal yang dapat membawa penyakit dan mematikan industri tekstil dalam negeri. "Kalian adalah pengguna aktif media sosial. Gunakan kekuatan itu untuk menyebarkan informasi positif. Jadilah filter bagi keluarga dan lingkungan kalian. Jika ada yang menawarkan barang murah tidak wajar, beranilah untuk curiga dan bertanya," pesan Haryo.

Sesi kedua, yang tidak kalah menarik, membahas peran Bea Cukai sebagai *Trade Facilitator* dan *Industrial Assistance*. Tim Klinik Ekspor Bea Cukai memaparkan peluang bagi mahasiswa untuk menjadi eksportir muda. Mereka menjelaskan bagaimana cara memulai bisnis ekspor, bagaimana memanfaatkan platform digital untuk mencari pembeli di luar negeri, dan bagaimana Bea Cukai siap memberikan asistensi gratis. "Banyak dari kalian yang punya ide bisnis kreatif. Mungkin produk fashion, kuliner, atau kerajinan tangan. Jangan batasi pasar kalian hanya di Buton Utara atau Indonesia. Dunia menanti produk-produk kalian, dan kami di Bea Cukai siap menjadi jembatan kalian menuju pasar global," papar salah satu petugas.

Sesi tanya jawab berlangsung sangat dinamis. Banyak mahasiswa yang bertanya seputar prosedur ekspor produk digital, cara mendapatkan fasilitas kepabeanan, hingga lowongan dan syarat untuk menjadi pegawai Bea Cukai. Antusiasme ini menunjukkan bahwa ada ketertarikan yang besar dari generasi muda terhadap isu-isu ini jika disajikan dengan cara yang relevan dan menarik. Sebagai penutup, Bea Cukai Buton Utara juga membuka stan layanan informasi di lobi auditorium, di mana mahasiswa bisa berkonsultasi secara lebih personal. Acara "Customs Goes to Campus" ini diharapkan menjadi pemantik bagi lahirnya kesadaran kolektif di kalangan mahasiswa untuk lebih mencintai produk dalam negeri, memerangi barang ilegal, dan berani bermimpi menjadi eksportir yang mengharumkan nama bangsa.

Kepala Kantor memberikan penghargaan kepada seorang pegawai teladan

Apresiasi Kinerja, KPPBC Buton Utara Anugerahkan Penghargaan Pegawai Teladan Triwulan I 2025

Dipublikasikan pada: 02 Mei 2025 | Kategori: Internal

Buton Utara – Dalam suasana penuh kebersamaan usai pelaksanaan apel pagi rutin, Kantor Bea Cukai Buton Utara menggelar acara penganugerahan penghargaan "Pegawai Teladan" untuk periode Triwulan I tahun 2025, Jumat (02/05). Acara ini merupakan bagian dari program pembinaan sumber daya manusia (SDM) yang bertujuan untuk memberikan apresiasi atas kinerja, dedikasi, dan integritas pegawai, sekaligus memotivasi seluruh jajaran untuk terus memberikan yang terbaik dalam menjalankan tugas.

Penghargaan Pegawai Teladan Triwulan I tahun 2025 dianugerahkan kepada Sdr. Arif Rahman, seorang pelaksana pada Seksi Perbendaharaan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai (P2KC). Penghargaan diserahkan langsung oleh Kepala Kantor, Bapak Haryo Sutejo, di hadapan seluruh pegawai. Pemilihan Sdr. Arif Rahman didasarkan pada penilaian komprehensif yang dilakukan oleh tim penilai internal, yang mencakup beberapa aspek krusial.

Aspek pertama adalah kinerja. Berdasarkan data pada aplikasi Dialog Kinerja Organisasi (DKO), Sdr. Arif Rahman secara konsisten menunjukkan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) di atas target yang ditetapkan. Ia dikenal sangat teliti dalam melakukan penelitian dokumen PIB dan PEB, yang berkontribusi pada minimnya kesalahan dan percepatan waktu layanan. Aspek kedua adalah kedisiplinan dan perilaku. Catatan kehadirannya sempurna, dan ia selalu menunjukkan sikap proaktif, responsif, serta santun dalam melayani pengguna jasa, yang tercermin dari hasil survei kepuasan pengguna jasa yang sangat positif.

Aspek ketiga, yang menjadi poin paling penting, adalah integritas. Sdr. Arif dikenal sebagai pribadi yang lurus dan berani menolak segala bentuk gratifikasi. Ia pernah beberapa kali melaporkan upaya pemberian dari pengguna jasa melalui Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) kantor, sebuah tindakan yang menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap kode etik pegawai Kementerian Keuangan. "Integritas adalah harga mati, bukan untuk ditawar. Apresiasi ini kami berikan bukan hanya karena Sdr. Arif berkinerja baik, tetapi karena ia telah menjadi benteng dan teladan integritas bagi kita semua," tegas Haryo Sutejo dalam amanatnya.

Dalam sambutannya, Bapak Haryo juga menekankan bahwa program penghargaan ini bukanlah sekadar seremonial. "Ini adalah cara organisasi untuk mengatakan 'terima kasih' dan 'kami melihat kerja kerasmu'. Kami ingin menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif secara sehat, di mana setiap kontribusi positif dihargai. Saya berharap, penghargaan ini dapat menjadi pemacu semangat bagi Sdr. Arif untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan kinerjanya, serta menjadi inspirasi bagi rekan-rekan yang lain untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan prestasi," ujarnya.

Sdr. Arif Rahman, yang telah mengabdi selama 5 tahun di Bea Cukai, merasa terharu dan bersyukur atas penghargaan yang diterimanya. "Terima kasih banyak atas kepercayaan yang diberikan oleh pimpinan dan rekan-rekan semua. Penghargaan ini sejatinya bukan hanya untuk saya, tetapi untuk seluruh tim di Seksi P2KC yang selalu bekerja sama dengan solid. Ini akan menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus belajar dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan negara, dengan tetap berpegang teguh pada integritas," ucapnya dengan rendah hati. Acara sederhana namun penuh makna ini diharapkan dapat terus memperkuat budaya organisasi yang positif, di mana kinerja dan integritas berjalan beriringan sebagai fondasi utama dalam mewujudkan visi dan misi Bea Cukai Buton Utara.

Tampilan antarmuka sistem NLE di layar komputer dengan latar belakang aktivitas pelabuhan

Akselerasi Logistik Nasional, Layanan National Logistics Ecosystem (NLE) Resmi Diterapkan Penuh di Pelabuhan Labuan

Dipublikasikan pada: 25 April 2025 | Kategori: Pelayanan

Buton Utara – Sebuah tonggak sejarah dalam efisiensi logistik di Buton Utara resmi ditancapkan. Pada Jumat (25/04), Kantor Bea Cukai Buton Utara bersama Otoritas Pelabuhan Labuan dan para pemangku kepentingan terkait secara resmi meluncurkan implementasi penuh layanan National Logistics Ecosystem (NLE) di Pelabuhan Labuan. Peluncuran ini menandai era baru digitalisasi layanan pelabuhan yang bertujuan untuk memangkas birokrasi, menekan biaya, dan mempercepat arus barang.

NLE adalah sebuah platform digital terintegrasi yang digagas oleh pemerintah pusat untuk menyinkronkan dan menyederhanakan proses bisnis logistik dari hulu ke hilir. Platform ini menghubungkan berbagai sistem milik instansi pemerintah (seperti Bea Cukai, Karantina, Kemenhub) dengan sistem milik para pelaku usaha logistik (seperti perusahaan pelayaran, depo kontainer, dan trucking). Dengan NLE, proses yang tadinya harus dilakukan secara manual dan berulang di setiap instansi, kini cukup dilakukan sekali melalui satu platform tunggal.

Kepala Kantor Bea Cukai Buton Utara, Haryo Sutejo, menjelaskan bahwa implementasi NLE adalah jawaban atas tantangan inefisiensi logistik yang selama ini menjadi keluhan para pelaku usaha. "Dulu, seorang importir atau eksportir harus mondar-mandir dari satu loket ke loket lain, menyerahkan setumpuk dokumen yang seringkali sama. Ada proses di Bea Cukai, ada proses di Karantina, ada lagi di Syahbandar. Ini memakan waktu dan biaya. Dengan NLE, kita memotong semua itu. Cukup satu kali submit data, semua instansi terkait bisa mengakses dan memprosesnya secara paralel. Ini yang kita sebut kolaborasi dalam sebuah ekosistem digital," terang Haryo.

Implementasi NLE di Pelabuhan Labuan mencakup beberapa layanan utama. Salah satunya adalah SSm (Single Submission) Pabean-Karantina, di mana pengajuan dokumen untuk pemeriksaan pabean dan karantina digabungkan menjadi satu. Layanan lain yang krusial adalah Trucking-System, yang memungkinkan pemesanan truk untuk mengangkut kontainer dari dan ke pelabuhan dilakukan secara online, transparan, dan terjadwal, sehingga mengurangi antrean dan ketidakpastian.

Bapak Abdullah, manajer salah satu perusahaan eksportir aspal, menyambut gembira penerapan NLE. "Ini adalah terobosan yang sudah lama kami nantikan. Dulu, waktu dari barang kami tiba di pelabuhan sampai bisa dimuat ke kapal bisa memakan waktu 3 sampai 4 hari karena proses dokumen yang panjang. Biaya-biaya tidak terduga juga sering muncul. Kami berharap dengan NLE, prosesnya bisa dipangkas menjadi satu hari saja. Ini akan sangat meningkatkan daya saing kami karena kami bisa menjamin kepastian waktu pengiriman kepada pembeli di luar negeri," ungkapnya.

Peluncuran ini merupakan hasil kerja keras tim gabungan selama berbulan-bulan yang melibatkan sosialisasi intensif, pelatihan teknis kepada para pelaku usaha, serta uji coba sistem untuk memastikan semua berjalan lancar. Kepala Otoritas Pelabuhan Labuan, Bapak Irwan, menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh NLE. "Kami telah menyiapkan infrastruktur jaringan dan SDM di pelabuhan untuk memastikan sistem ini berjalan 24/7. Sinergi antara regulator dan operator pelabuhan adalah kunci sukses NLE. Tujuannya satu, yaitu menjadikan Pelabuhan Labuan sebagai gerbang logistik yang modern, efisien, dan berdaya saing," kata Irwan.

Bea Cukai Buton Utara akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi NLE ini, serta membuka diri terhadap masukan dari para pengguna jasa untuk penyempurnaan di masa mendatang. Dengan NLE, diharapkan biaya logistik nasional dapat ditekan, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada penurunan harga barang bagi konsumen dan peningkatan volume perdagangan bagi para pengusaha.

Petugas Bea Cukai mengamati layar X-ray yang menampilkan citra paket berisi narkotika

Kecerdasan Buatan Bantu Ungkap Penyelundupan Narkotika dalam Paket Kiriman

Dipublikasikan pada: 18 April 2025 | Kategori: Penindakan

Buton Utara – Perkembangan teknologi ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk menciptakan modus-modus penyelundupan yang semakin canggih, namun di sisi lain, juga memberikan alat yang lebih kuat bagi aparat penegak hukum untuk melawannya. Hal ini terbukti ketika tim Penindakan Kantor Bea Cukai Buton Utara berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu yang disembunyikan dalam sebuah paket kiriman dari luar negeri, berkat bantuan teknologi pemindai X-ray yang ditenagai oleh Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI).

Pengungkapan ini berawal dari kecurigaan petugas terhadap sebuah paket kiriman pos yang datang dari salah satu negara di kawasan 'Segitiga Emas'. Berdasarkan data manifest, paket tersebut diberitahukan sebagai 'Suku Cadang Mesin Kopi'. Namun, analisis risiko otomatis yang dilakukan oleh sistem intelijen Bea Cukai memberikan 'flag' atau penanda waspada terhadap paket tersebut karena beberapa anomali, seperti profil pengirim yang tidak jelas dan rute pengiriman yang tidak lazim.

Paket tersebut kemudian diarahkan untuk melalui pemeriksaan mendalam menggunakan mesin X-ray generasi terbaru. Di sinilah peran AI menjadi sangat krusial. "Mesin X-ray konvensional menampilkan citra yang harus diinterpretasikan secara manual oleh operator. Tingkat keberhasilannya sangat bergantung pada kejelian dan pengalaman operator," jelas Budi Santoso, Kasi P2. "Namun, mesin baru kami ini sudah dilengkapi dengan algoritma AI yang telah dilatih dengan jutaan data citra barang-barang berbahaya, termasuk berbagai jenis narkotika dan cara penyembunyiannya. Ketika paket ini dipindai, sistem AI secara otomatis mendeteksi adanya densitas dan bentuk material yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan profil 'suku cadang', lalu memberikan alarm dengan menandai area mencurigakan pada layar," lanjutnya.

Citra yang ditampilkan menunjukkan adanya bungkusan-bungkusan kristal yang disembunyikan dengan rapi di dalam rongga-rongga komponen mesin yang telah dimodifikasi. Berdasarkan temuan tersebut, petugas segera melakukan pemeriksaan fisik dengan membongkar paket di hadapan perwakilan dari perusahaan jasa titipan. Benar saja, di dalamnya ditemukan enam bungkus plastik berisi kristal bening yang setelah diuji dengan narkotika tes kit, positif merupakan methamphetamine atau sabu-sabu dengan total berat bruto mencapai 525 gram.

Kepala Kantor, Haryo Sutejo, menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI dalam pengawasan adalah sebuah lompatan besar. "Ini menunjukkan bahwa kami terus beradaptasi dan meng-upgrade kemampuan kami. Para penyelundup selalu mencari cara baru, mereka bisa menyembunyikan narkotika dalam dinding palsu koper, di dalam sol sepatu, bahkan dilarutkan dalam cairan. Mata manusia bisa lelah dan terkecoh, tetapi AI dengan algoritma machine learning-nya bisa bekerja 24 jam dengan tingkat akurasi yang konsisten dan terus belajar dari setiap tangkapan baru," kata Haryo.

Setelah penemuan barang bukti, Bea Cukai Buton Utara segera berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Muna untuk melakukan *controlled delivery* (penyerahan di bawah pengawasan) guna menangkap pemilik atau penerima paket tersebut. Kolaborasi ini membuahkan hasil dengan ditangkapnya seorang tersangka berinisial 'DW' saat mencoba mengambil paket di salah satu alamat di Kota Raha. Kasus ini selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada BNN untuk proses penyidikan dan pengembangan jaringan lebih lanjut. Keberhasilan ini sekali lagi membuktikan bahwa sinergi antar aparat penegak hukum yang didukung dengan pemanfaatan teknologi canggih adalah formula paling efektif dalam perang melawan narkotika untuk melindungi generasi bangsa.

Seluruh pegawai Bea Cukai berfoto bersama usai deklarasi komitmen Zona Integritas

Menuju Birokrasi Kelas Dunia, Bea Cukai Buton Utara Deklarasikan Komitmen Pembangunan Zona Integritas WBBM

Dipublikasikan pada: 10 April 2025 | Kategori: Integritas

Buton Utara – Setelah sukses meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tahun 2023, Kantor Bea Cukai Buton Utara mengambil langkah maju berikutnya dalam perjalanan reformasi birokrasi. Bertempat di aula utama kantor, seluruh jajaran pimpinan dan pegawai dengan penuh semangat mendeklarasikan komitmen bersama untuk membangun Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada Jumat (10/04).

Deklarasi ini bukan sekadar acara formal, melainkan penegasan kembali tekad untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membersihkan birokrasi dari segala bentuk praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Acara ini dihadiri oleh Asisten III Bupati Buton Utara, perwakilan Ombudsman RI, serta para pemangku kepentingan utama dari kalangan pengguna jasa, sebagai saksi komitmen Bea Cukai Buton Utara.

Kepala Kantor, Haryo Sutejo, dalam pidatonya menyampaikan bahwa perjalanan menuju WBBM adalah sebuah maraton, bukan sprint. "Meraih predikat WBK adalah sebuah prestasi yang membanggakan, tetapi itu adalah garis start, bukan garis finis. Tantangan sesungguhnya adalah mempertahankan dan meningkatkan apa yang sudah kita capai. Predikat WBBM menuntut standar yang lebih tinggi. Jika WBK fokus pada terciptanya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, maka WBBM menuntut kita untuk tidak hanya bersih, tetapi juga mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas prima, yang benar-benar dirasakan dampaknya oleh masyarakat," ujar Haryo.

Pembangunan ZI menuju WBBM berfokus pada enam area perubahan yang menjadi tuas pengungkit. Pertama, Manajemen Perubahan, yaitu bagaimana mengubah pola pikir dan budaya kerja seluruh pegawai agar berorientasi pada pelayanan dan integritas. Kedua, Penataan Tatalaksana, dengan terus menyederhanakan proses bisnis (SOP) menjadi lebih efektif dan efisien berbasis teknologi informasi. Ketiga, Penataan Sistem Manajemen SDM, memastikan proses rekrutmen, promosi, dan mutasi berjalan transparan, adil, dan berbasis kompetensi.

Keempat, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, di mana setiap kegiatan harus terukur, memiliki target yang jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Kelima, Penguatan Pengawasan, dengan memperkuat peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan mengefektifkan sistem pengaduan masyarakat (whistleblowing system). Dan keenam, yang menjadi puncak dari semuanya, adalah Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. "Inovasi menjadi kata kunci di area keenam ini. Kami harus terus menciptakan terobosan-terobosan layanan yang memberikan kemudahan, kecepatan, dan kepastian bagi pengguna jasa," tambah Haryo.

Puncak acara adalah pembacaan naskah deklarasi yang dipimpin oleh Kepala Kantor dan diikuti oleh seluruh pegawai. Dilanjutkan dengan penandatanganan piagam komitmen bersama oleh seluruh pejabat struktural dan perwakilan pegawai, serta disaksikan oleh tamu undangan. Perwakilan dari asosiasi eksportir, Bapak Ahmad, memberikan testimoni positif. "Kami sebagai pengguna jasa merasakan betul perubahan di Bea Cukai Buton Utara dalam beberapa tahun terakhir. Dulu terkesan kaku dan birokratis, sekarang jauh lebih responsif dan solutif. Kami sangat mendukung upaya menuju WBBM ini dan siap memberikan masukan konstruktif demi tercapainya tujuan bersama," katanya.

Dengan deklarasi ini, seluruh insan Bea Cukai Buton Utara kini memikul tanggung jawab yang lebih besar. Setiap senyum, setiap sapaan, setiap solusi yang diberikan kepada pengguna jasa adalah bagian dari penilaian. Setiap penolakan terhadap gratifikasi adalah batu bata yang mengokohkan bangunan integritas. Perjalanan ini tidak akan mudah, namun dengan komitmen yang solid dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, Bea Cukai Buton Utara optimis dapat meraih predikat WBBM dan menjadi teladan birokrasi berkelas dunia di pesisir tenggara Sulawesi.